Harga Pokok Proses Lanjutan
I. Adanya Persediaan Awal Barang Dalam Proses
Apabila pada awal periode terdapat persediaan
awal barang dalam proses maka timbul masalah untuk menentukan harga pokok
barang jadi. Hal ini tiimbul karena
persediaan barang dalam proses tersebut telah mempunyai harga pokok yang
berasal dari periode sebelumnya.
Untuk menentukan harga pokok barang jadi terdapat 3 metode yaitu :
1) Metode Harga Pokok Rata-rata (Weighted
Average)
Di departemen
– Pertama :
a. Dihitung total biaya untuk masing-masing jenis
biaya produksi, yaitu : biaya bahan, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead
pabrik dengan cara biaya yang melekat pada persediaan barang dalam proses awal
ditambah biaya-biaya periode berjalan.
b. Dihitung jumlah unit
ekuivalen produksi yang dihasilkan dalam periode yang bersangkutan : Barang
jadi (yang ditransfer ke departemen berikutnya) ditambah barang dalam proses
akhir menurut unit ekuivalen. Harga
pokok rata-rata kemudian dihitung berdasarkan total biaya dibagi jumlah unit
ekuivalen.
Di departemen – Lanjutan :
a. Dihitung harga pokok rata-rata yang berasal
dari departemen sebelumnya. Harga pokok tersebut terdiri dari : Harga pokok
persediaan awal dan harga pokok yang diterima pada periode yang bersangkutan.
b. Dihitung harga pokok
rata-rata per satuan yang ditambahkan dalam departemen yang bersangkutan.
c. Menghitung harga pokok
rata-rata per satuan di departemen yang bersangkutan dengan cara : Harga pokok
rata-rata dari departemen yang bersangkutan dengan cara : Harga pokok rata-rata
dari departemen yang mendahului ditambah harga pokok rata-rata di departemen
yang bersangkutan.
2) Metode Harga Pokok FIFO (First - In, First -
Out)
Perhitungan harga pokok adalah sebagai
berikut :
a. Proses produksi dianggap untuk menyelesaikan
produk dalam proses awal menjadi produk selesai.
b. Setiap elemen harga pokok
produk dalam proses awal tidak digabungkan dengan elemen biaya yang terjadi
dalam periode yang bersangkutan.
c. Harga pokok produk dalam
proses awal periode tidak perlu dipecah kembali menurut elemennya ke dalam
setiap elemen biaya.
d. Produksi ekuivalen =
(Produksi dalam proses awal x tingkat penyelesaian yang dibutuhkan) + Produksi
Current + (Produk dalam proses akhir x Tingkat penyelesaian yang sudah
dinikmati).
e. Besarnya harga pokok
satuan setiap elemen biaya dihitung sebesar elemen biaya yang terjadi pada
periode yang bersangkutan dibagi jumlah produksi ekuivalen dari elemen biaya
yang bersangkutan.
3) Metode Harga Pokok LIFO (Last - In, First -
Out)
a. Proses produksi dianggap untuk menyelesaikan
produk yang baru masuk proses pada periode yang bersangkutan, apabila semua
produk yang baru masuk proses sudah dapat diselesaikan kemudian untuk mengolah
produk dalam proses awal.
b. Setiap elemen harga pokok
produk dalam proses awal periode tidak perlu
digabungkan dengan setiap elemen biaya yang terjadi pada periode yang
bersangkutan.
c. Besarnya produksi ekuivalen dapat dihitung :
Produksi ekuivalen = Produk selesai + [
(Produksi dalam proses akhir x tingkat penyelesaian yang dinikmati) – (Produk
dalam proses awal x Tingkat penyelesaian yang sudah dinikmati periode
sebelumnya) ].
c. Besarnya harga pokok
satuan setiap elemen biaya dihitung dengan cara membagi elemen biaya tertentu
yang terjadi pada periode yang bersangkutan dengan produksi ekuivalen biaya
yang bersangkutan.
II. Adanya Produk Hilang Dalam Proses
Untuk mencatat adanya pengaruh produk hilang selama proses produksi
diadakan pembedaan antara produk hilang dalam proses sebagai berikut :
1) Produk Hilang Awal Proses
Dalam hal ini pengaruhnya ke perhitungan
harga pokok adalah :
Di departemen Awal :
Produk yang hilang awal tidak dihitung dalam
menentukan jumlah unit ekuivalen.
Di Departemen Lanjutan : (dept 2 dst)
Harga pokok dari departemen sebelumnya
disesuaikan dengan jumlah satuan setelah adanya produk hilang.
2) Produk Hilang Akhir Proses
a. Apabila produk hilang
terjadi pada akhir proses mempunyai pengaruh terhadap perhitungan harga pokok
produksi untuk departemen awal maupun lanjutan.
b. Produk hilang tersebut
tetap diperhitungkan dalam unit ekuivalen karena dianggap telah ikut menyerap
biaya-biaya produksi.
c. Harga pokok produk hilang
tersebut diperhitungkan ke harga pokok produk selesai yang ditransfer dari
departemen produksi yang bersangkutan ke departemen produksi berikutnya.
III. Adanya Produk Rusak Dalam Proses (Spoiled
Goods)
Produk rusak adalah produk yang mutunya tidak
sesuai dengan standar mutu yang telah ditentukan dan tidak dapat diperbaiki
lagi. Adapun perlakuan terhadap produk rusak adalah :
1. Apabila produk rusak
tidak laku dijual maka produk rusak tersebut diperlakukan sebagai produk hilang
akhir proses.
2. Apabila produk rusak
mempunyai harga jual maka perlakuan terhadap produk rusak tersebut sebagai
berikut :
a. Nilai jual produk rusak
dicatat untuk mengurangi biaya-biaya produk pada departemen tempat terjadinya
produk rusak tersebut. Dasar pembagian kepada masing-masing jenis biaya
produksi adalah perbandingan unit ekuivalen maka produk rusak tersebut tetap
diperhitungkan.
b. Kerugian atas produk rusak (selisih harga
pokok dengan harga jual) dicatat sebagai biaya overhead yang sesungguhnya di
departemen tempat terjadinya produk rusak. Pencatatan ini dipakai apabila biaya
overhead pabrik dibebankan ke produk atas dasar tarif yang ditentukan dimuka.
c. Niali jual produk rusak dicatat sebagai
pendapatan di luar usaha, produk rusak tetap diperhitungkan dalam unit
ekuivalen.
IV. Adanya Produk Cacat Dalam Proses (Defective
Goods)
Produk cacat yaitu produk yang kondisinya
rusak atau tidak memenuhi ukuran mutu yang sudah ditentukan, tetapi masih dapat
diperbaiki secara ekonomis menjadi produk yang baik kembali, dalam arti biaya
perbaikannya lebih rendah dibandingkan kenaikan nilai yang diperoleh dengan
adanya perbaikan.
Perlakuan produk cacat tergantung penyebab
timbulnya produk cacat, yaitu :
1. Produk Cacat Bersifat Normal
Semua biaya perbaikan diperlakukan sebagai
elemen biaya produksi dan digabungkan dengan elemen biaya produksi yang ada
pada departemen tersebut.
2. Produk Cacat Karena Kesalahan
Perlakan biaya perbaikan tidak boleh
dikapitalisasi ke dalam biaya produksi, akan tetapi harus diperlakukan sebagai
elemen rugi produk cacat.
V. Adanya Tambahan Bahan Setelah Departemen Awal
Meskipun pada umumnya bahan baku dipakai pada
departemen awal tetapi adakalanya bahan baku ditambahkan di departemen lanjutan
(departemen 2 dst).
Adapun pencatatan tambahan bahan baku
tersebut di departemen lanjutan adalah sebagai berikut :
1. Apabila tambahan bahan baku tersebut tidak
menambah unit produk maka tambahan bahan baku itu hanya dicatat menambah biaya
produk tanpa mempengaruhi perhitungan unit ekuivalen departemen bersangkutan.
2. Apabila tambahan bahan baku tersebut
mengakibatkan bertambahnya unit produk di departemen yang bersangkutan, maka
akan mengakibatkan diadakannya penyesuaian terhadap harga pokok produksi per
satuan dari departemen sebelumnya.
VI. Adanya Bahan Sisa Proses Produksi (Scrap
Matreial)
Adalah bahan baku yang merupakan sisa proses
produksi yang tidak dapat dimasukkan lagi dalam produksi untuk tujuan yang
sama, tetapi mungkin dapat digunakan untuk proses produksi yang berbeda atau
dijual kembali dalam suatu jumlah tertentu. Bahan sisa ini nilai jualnya lebih
kecil dibandingkan produk utama.
VII. Adanya Bahan Buangan (Waste Material)
Adalah bagian dari bahan mentah yang
tertinggal sesudah proses produksi dan tidak mempunyai kegunaan untuk dipakai
atau dijual kembali. Biaya dalam mengatur bahan buangan biasanya dibebankan
pada kontrol overhead pabrik.
● Kalkulasi Biaya Rata - Rata
VS Kalkulasi Biaya Fifo
Kalkulas biaya rata - rata dan biaya Fifo masing - masing mempunyai
keunggulan tersendiri. Tidak layaklah untuk menyatakan bahwa metode yang satu
lebih sederhana atau lebih akurat daripada metode lain. Pemilihan salah satu
metode itu akan tergantung seluruhnya pada sikap manajemen mengenai prosedur
penentuan biaya yang dapat memberikan angka - angka yang andal bagi pedoman
manajerial.
Perbedaan
mendasar antara kedua metode terutama berkaitan dengan perlakuan terhadap
persediaan awal barang dalam proses. Dalam metode rata - rata, biaya persediaan
awal barang dalam proses ditambahkan ke biaya dari departemen sebelumnya dan ke
biaya bahan, pekerja, dan overhead pabrik yang dikeluarkan selama periode
itu. Biaya perunit akan ditentukan
dengan membagi biaya - biaya ini dengan kuantitas produksi ekuivalen. Unit -
unit serta biayanya kemudian ditrasfer ke departemen berikutnya sebagai suatu
angka kumulatif.
Dalam
metode Fifo, biaya persediaan awal barang dalam proses dicantumkan sebagai satu
angka yang terpisah. Biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan unit - unit
persediaan awal ditambahkan ke biaya tadi.
Jumlah kedua biaya ini kemudian ditransfer ke departemen berikutnya.
Unit yang dimulai dan diselesaikan selama periode tersebut memiliki biaya per
unit tersendiri yang lazimnya berbeda dengan biaya per unit lengkap untuk unit
- unit dalam proses. Jadi metode Fifo mengidentifikasi secara terpisah biaya -
biaya per unit
CONTOH SOAL
PT. KRISMON mengolah produk melalui 2
departemen, produk yang berasal dari Dept. A dipindahkan ke Dept. B untuk
diproses menjadi produk jadi yang siap digunakan. Pada Dept. A terjadi produk
hilang awal proses dan di Dept. B terdapat produk yang rusak bersifat normal dan
tidak laku dijual. Data produksi dan biaya dalam bulan Desember 1996 adalah
sebagai berikut :
Departemen
A Departemen B
Produk dalam
proses per 01/12/1996
(BB 100 %, Konversi 75%) . . . .
. . 400 —
Produk masuk
proses . . . . . . . . . . . . . . . . .
3.100 —
Produk selesai
ditransfer ke Dept. B . . . . . 2.500
—
Produk dalam
proses per 31/12/1996
(BB 100 %, Konversi 50%) . . . . .
500 —
Produk dalam
proses per 01/12/1995
(Konversi 50%) . . . . . . . . . . . . . . . — 300
Produk selesai
diterima dari Dept. A . . . . — 2.500
Produk selesai
ditransfer ke gudang . . . . . . — 2.100
Produk dalam
proses per 31/12/1995
(Konversi 80%) . . . . . . . . . . . . . . . —
600
Produk hilang
awal proses . . . . . . . . . . . . 500 —
Produk rusak
bersifat normal (tidak laku dijual) — 100
Harga pokok
produk dalam proses 01/12/1996 :
Harga Pokok
dari Dept. A . . . . . . . . . . . . . — Rp.
475.000
Biaya Bahan
Baku . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. Rp. 90.000 —
Biaya Tenaga
Kerja . . . . . . . . . . . . . . . . .
. Rp. 65.000 Rp. 150.000
Biaya Overhead
Pabrik . . . . . . . . . . . . . . . Rp.
85.000 Rp. 125.000
Biaya
Ditambahkan :
Biaya Bahan
Baku . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. Rp.
637.000 —
Biaya Tenaga
Kerja . . . . . . . . . . . . . . . . .
. Rp.
931.000 Rp. 910.800
Biaya Overhead
Pabrik . . . . . . . . . . . . . . . Rp.
392.000 Rp. 1.113.200
Diminta :
1. Buatlah Laporan Harga Pokok Produksi per
departemen produksi dengan menggunakan metode FIFO.
2. Buatlah
jurnal yang diperlukan.
JAWABAN
PT.
KRISMON
Laporan Harga Pokok Produksi Dept. A
Bulan Desember 1995
Laporan produksi :
Unit
Produk dalam proses per 01/12/96
(BBB
100%, Konversi 75 %) . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . 400
Produk masuk proses
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3.100
3.500
Produk selesai ditransfer ke Dept. B . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . 2.500
Produk dalam proses per 31/12/96
(BBB
100%, Konversi 50%) . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . .
500
Produk hilang awal proses . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . 500
3.500
Biaya
dibebankan di Dept A :
Elemen
Biaya Jumlah Unit
Ekuivalen HPP / unit
HP Produk dalam proses awal Rp. 240.000
Biaya ditambahkan di Dept. A :
Biaya Bahan Baku Rp. 637.000
2.600
1] Rp.
245
Biaya Tenaga Kerja Rp. 931.000
2.450
2] Rp.
380
Biaya Overhead Pabrik Rp.
392.000 2.450
2] Rp.
160
Rp. 1.960.000 Rp. 785
Biaya
Kumulatif Dept. A Rp. 2.200.000
Perhitungan
Harga Pokok :
Perhitungan HP Produk dalam proses awal :
HP Produk dalam proses periode lalu . . . . . . . . . . . . . Rp.
240.000
Biaya untuk menyelesaikan produk dalam proses awal :
Biaya Bahan Baku : 400
x 0 % x
Rp. 245 = Rp. —
Biaya Tenaga Kerja : 400
x 25 % x
Rp. 380 = Rp. 38.000
Biaya Overhead Pabrik : 400 x 25
% x
Rp. 160 = Rp. 16.000
Rp. 294.000
Perhitungan
HP Produk selesai ditransfer ke Dept. B :
HP Produk selesai
[ ( 2.500 – 400 ) x Rp. 785 ] . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Rp. 1.648.500
HP Produk selesai ditransfer ke Dept. B ( 2.500 x
Rp. 777 )3 . . . . . . . . .
. . . . . . Rp. 1.942.500
Perhitungan
HP Produk dalam proses akhir :
Biaya Bahan Baku : 500
x 100 % x
Rp. 245 = Rp. 122.500
Biaya Tenaga Kerja : 500
x 50 % x
Rp. 380 = Rp. 95.000
Biaya Overhead Pabrik : 500 x 50
% x
Rp. 160 = Rp. 40.000
Rp. 257.500
Jumlah Harga Pokok Produksi di Dept. A Rp. 2.200.000
1] ( 2.500 – 400 ) + ( 400 x 0 % ) + ( 500 x 100 % ) = Rp. 2.600
2] ( 2.500 – 400 ) + ( 400 x 25 % ) + ( 500
x 50 % ) = Rp. 2.450
3] Rp. 1.942.500 / 2.500 = Rp. 777
PT. KRISMON
Laporan Harga Pokok Produksi Dept. B
Bulan Desember 1996
Laporan produksi :
Unit
Produk dalam proses per 01/12/96 (Konversi 50
%) . . . . . . . . . . . . . 300
Produk selesai diterima dari Dept. A . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . 2.500
2.800
Produk selesai ditransfer ke gudang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . 2.100
Produk dalam proses per 31/12/96 (Konversi 80%) . . . . . . . . . . . . . 600
Produk rusak bersifat normal . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . 100
2.800
Biaya
dibebankan di Dept B :
Elemen
Biaya Jumlah Unit
Ekuivalen HPP / unit
HP Produk dalam proses awal Rp. 750.000
HP dibebankan dalam Dept. B :
HP Produk dari Dept. A . . . . Rp. 1.942.500 Rp. 777
Biaya ditambahkan di Dept. B :
Biaya Tenaga Kerja Rp. 910.800
2.530
1] Rp.
360
Biaya Overhead Pabrik Rp. 1.113.200 2.530
1] Rp.
440
Rp. 2.024.000 Rp.
800
Biaya Kumulatif Dept. B Rp. 4.716.500 Rp. 1.577
Perhitungan
Harga Pokok :
Perhitungan HP Produk dalam proses awal :
HP Produk dalam proses periode lalu . . . . . . . . . . . . Rp.
750.000
Biaya untuk menyelesaikan produk dalam proses awal :
Biaya Tenaga Kerja : 300
x 50 % x
Rp. 360 = Rp. 54.000
Biaya Overhead Pabrik : 300 x 50
% x
Rp. 440 = Rp. 66.000
Rp. 870.000
Perhitungan
HP Produk selesai ditransfer ke gudang :
HP Produk selesai
[ ( 2.100 – 300) x Rp. 1.577 ] .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Rp. 2.838.600
HP Produk rusak
( 100 x Rp. 1.577 ) . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Rp. 157.700
HP
Produk selesai ditransfer ke gudang (
2.100 x Rp. 1.841,09 )2 . .
. Rp.
3.866.300
Perhitungan
HP Produk dalam proses akhir :
Dari Dept. A : 600 x
Rp. 777 = Rp. 466.200
Biaya Tenaga Kerja : 600
x 80 % x
Rp. 360 = Rp. 172.800
Biaya Overhead Pabrik : 600 x 80
% x
Rp. 440 = Rp. 211.200
Rp. 850.200
Jumlah Harga Pokok Produksi di Dept. B Rp. 4.716.500
1] ( 2.100 – 300 ) + ( 300 x 50 % ) + ( 600 x 80
% ) + 100 = 2.530
2] Rp. 3.866.300 / 2.100 = 1.841,09
Jurnal Dept. A
a) Mencatat biaya pada bulan Des ‘96
BDP - BBB Dept. A Rp. 637.000 —
BDP - BTK Dept. A Rp. 931.000 —
BDP - BOP Dept. A Rp. 392.000 —
Persediaan bahan baku — Rp. 637.000
Gaji dan upah — Rp.
931.000
Berbagai jenis biaya — Rp. 392.000
b) Mencatat transfer produk ke Dept. B
BDP - BBB Dept. B Rp. 1.942.500 —
Persediaan produk dalam proses awal Rp. 240.000
BDP - BBB Dept. A — Rp. 514.500 1]
BDP - BTK Dept. A — Rp. 836.000 2]
BDP - BOP Dept. A — Rp. 352.000 3]
c) Mencatat persediaan produk dalam proses
akhir
Persediaan PDP Dept. A Rp. 257.500 —
BDP - BBB Dept. A — Rp. 122.500
BDP - BTK Dept. A — Rp. 92.000
BDP - BOP Dept. A — Rp. 40.000
1] [ ( 2.500 - 400 ) + ( 400 x 0 %
) x
Rp. 245
2] [ ( 2.500 - 400 ) + ( 400 X
25 % ) x
Rp. 380
3] [ ( 2.500 - 400 ) + ( 400 X
25 % ) x
Rp. 160
Jurnal
Dept. B
a) Mencatat biaya pada bulan Des ‘96
BDP - BTK Dept. B Rp. 910.800 —
BDP - BOP Dept. B Rp. 1.113.200 —
Gaji dan upah — Rp.
910.800
Berbagai jenis biaya — Rp. 10113.200
b) Mencatat transfer produk jadi ke gudang
Persediaan Produk Jadi Rp.
3.866.300 —
Persediaan produk dalam proses awal — Rp.
750.000
BDP - BBB Dept. B — Rp. 1.476.300 1]
BDP - BTK Dept. B — Rp. 738.000 2]
BDP - BOP Dept. B — Rp. 902.000 3]
c) Mencatat persediaan produk dalam proses
akhir
Persediaan PDP Dept. B Rp. 850.200 —
BDP - BBB Dept. B — Rp. 466.200
BDP - BTK Dept. B — Rp. 172.800
BDP - BOP Dept. B — Rp. 211.200
1] [ (
2.100 - 300 ) + 100]
x 777
2] [ (
2.100 - 300 ) + ( 300 x 50% ) + 100]
x 360
3] [ (
2.100 - 300 ) + ( 300 x 50% ) + 100]
x 440
0KASUS
1
LULLABY COMPANY memproduksi baju
bayi melalui dua proses yaitu pemotongan dan penjahitan, pada saat proses
produksi berlangsung terdapat produk rusak (tidak laku dijual) di departemen
pemotongan dan pada departemen penjahitan terdapat produk cacat, berikut ini
disajikan data biaya produksi untuk bulan Oktober 1998 :
Dept
.Pemotongan Dept. Penjahitan
Produk Dalam Proses
per 01/10/1998
( BBB 100%,
BTK 50%, BOP 30%) 1.000 -
( BTK 25%, BOP 20% ) - 800
Produk Masuk Proses 8.000 -
Produk Selesai
diterima dari dept.pemotongan - 7.000
Produk Selesai
ditransfer ke gudang - 5.800
Produk Dalam Proses
per 31/10/1998
( BBB 100%, BTK 80%, BOP 40%) 1.500 -
( BTK 30 %, BOP 30 % )
- 1.800
Produk Rusak(normal)
tidak laku dijual
500
-
Produk Cacat bersifat
normal - 200
Harga Pokok Produk
Dalam Proses per 01/10/1998 :
Biaya Bahan Baku Rp.2.000.000 -
Biaya Tenaga Kerja Rp.1.200.000 Rp.2.600.000
Biaya Overhead Pabrik Rp. 300.000 Rp.1.000.000
Biaya ditambahkan :
Biaya Bahan Baku Rp.4.000.000 -
Biaya Tenaga Kerja Rp.2.706.000 Rp.4.000.000
Biaya Overhead Pabrik Rp.1.638.000 Rp.2.000.000
Biaya perbaikan
produk cacat bersifat normal :
Biaya Tenaga Kerja - Rp. 191.200
Biaya Overhead Pabrik - Rp. 380.000
Diminta :
1. Buatlah Laporan Harga Pokok
produksi per departemen dengan menggunakan Metode LIFO.
2. Buatlah Jurnal yang
diperlukan.
0 KASUS 2
ADEPT COMPANY memproduksi kemasan anti
pecah untuk kosmetik, dengan menggunakan dua departemen, yaitu departemen
pencampuran, dan pencetakan, berikut ini disajikan data produksi dan biaya untuk
bulan April 1998 :
Dept.
Pencampuran Dept.
Pencetakan
Produk dalam proses per 01/04/1998
(
BBB 100%, BTK 25%, BOP 30%) 450 -
(
BTK 30 %, BOP 20 % ) - 500
Produk masuk proses 3.000 -
Produk selesai ditransfer ke dept. Pencetakan 2.900 -
Produk ditransfer ke gudang - 2.490
Produk dalam proses per 30/04/1998
(
BBB 100%, BTK 45%, BOP 30%) 500 -
(
BOP 25%, BTK 40% ) - 1.000
Produk cacat karena kesalahan 50 -
Tambahan produk akibat tambahan bahan - 40
Harga Pokok Produk dalam proses per 01/01/1998 :
Rp. 87.500
Rp.166.200
Biaya ditambahkan :
Biaya Bahan Baku Rp.586.500 -
Biaya Tenaga Kerja Rp.635.000
Rp.562.030
Biaya Overhead Pabrik Rp.496.000
Rp.418.500
Diminta :
1. Sajikan Laporan Harga Pokok
Produksi untuk masing-masing departemen :
n Departemen Pencampuran
menggunakan metode Rata - rata Tertimbang.
n Departemen Pencetakan
menggunakan metode FIFO.
2. Buatlah jurnal yang
diperlukan.
0
KASUS
3
RELAXO COMPANY memproduksi obat sakit
kepala, produksi dibagi dalam tiga proses yaitu peramuan, penggandaan dan
pengepakan. Kalkulasi biaya rata-rata digunakan pada departemen peramuan,
kalkulasi biaya FIFO pada departemen penggandaan, kalkulasi biaya LIFO
digunakan di departemen pengepakan.
Dept.Peramuan
Dept. Penggandaan Dept. Pengepakan
Produk dalam
proses per 01/03/98
(BBB 100%, BTK 30%, BOP 40%) 200 - -
Produk masuk proses 3.500 - -
Produk selesai ditransfer ke Dept. penggandaan 3.000 - -
Produk dalam proses per 31/03/98
(BBB 100%, BTK 40%, BOP 30 %) 710 - -
Produk dalam
proses per 01/03/98
(BTK 40%, BOP 20%)
- 600 -
Produk selesai diterima dr Dept. Peramuan -
3.020 -
Produk selesai ditransfer ke Dept. Pengepakan -
2.680 -
Produk dalam proses per 31/03/98
(BTK 25%, BOP 30%)
- 1.000 -
Produk dalam
proses per 01/03/98
(BTK 30%, BOP 25%)
- - 800
Produk selesai diterima dr Dept. Penggandaan - - 2.680
Produk selesai ditransfer ke gudang - - 2.400
Produk dalam proses per 31/03/98
(BTK 70%, BOP 40%)
- - 1.000
Produk cacat karene kesalahan 20 - -
Hilang awal 40 - -
Tambahan produk akibat tambahan bahan - 60 -
Hilang akhir
- - 80
Harga pokok produk dalam proses 01/03/98
Bahan Baku Rp. 2.500.000 - -
Biaya Tenaga Kerja
Rp. 1.200.000 Rp. 1.700.000 Rp. 3.500.000
Biaya Overhead Pabrik
Rp. 220.000 Rp.
800.000 Rp. 1.600.000
Biaya ditambahkan selama bulan Maret ‘98
Biaya Bahan Baku Rp. 4.998.200 - -
Biaya Tenaga Kerja Rp. 3.198.272 Rp. 5.380.000 Rp. 6.697.320 Biaya Overhead
Pabrik Rp. 1.487.180 Rp. 2.276.650 Rp. 3.299.080
Diminta :
1. Buatlah laporan harga pokok produksi per
departemen produksi :
-
Departemen peramuan menggunakan metode rata - rata tertimbang. - Departemen penggandaan menggunakan metode FIFO.
-
Departemen pengepakan menggunakan metode LIFO.
2. Buat jurnal yang diperlukan.
0KASUS
4
METRO COMPANY menghasilkan baju bayi
melalui dua proses yaitu pemotongan dan penjahitan, pada saat proses produksi
berlangsung terdapat produk hilang akhir di departemen pemotongan dan pada
departemen penjahitan terdapat produk cacat bersifat normal. Berikut ini
disajikan data biaya produksi untuk bulan Oktober 1998 :
Dept .Pemotongan Dept. Penjahitan
Produk dalam proses per 01/10/1998
( BBB 100%, Konv. 40%) 500 -
Produk masuk proses 6.000 -
Produk selesai ditransfer ke Penjahitan 5.000 -
Produk dalam proses per 31/10/1998
(
BBB 100%, Konv. 50%) 1.400 -
Produk dalam proses per 01/10/1998
( BTK 25%, BOP 30%) - 400
Produk selesai diterima dari dept.pemotongan - 5.000
Produk selesai ditransfer ke gudang - 4.000
Produk dalam proses per 31/10/1998
(
BTK 35 %, BOP 40 % ) - 1.200
Produk hilang akhir proses 100 -
Produk cacat bersifat normal - 200
Harga Pokok Produk dalam proses per 01/10/1998 :
Harga pokok dari Dept Pemotongan - Rp.
350.000
Biaya Bahan Baku Rp.
253.000 -
Biaya Tenaga Kerja Rp.
101.000 Rp. 150.000 Biaya
Overhead Pabrik Rp. 71.200 Rp. 50.000
Biaya ditambahkan :
Biaya Bahan Baku Rp.
192.000 -
Biaya Tenaga Kerja Rp. 84.000 Rp. 200.000
Biaya Overhead Pabrik Rp. 128.800 Rp. 141.000
Biaya perbaikan produk cacat bersifat normal :
Biaya Tenaga Kerja - Rp. 37.300
Biaya Overhead Pabrik - Rp. 41.856
Diminta :
- Buatlah Laporan Harga Pokok produksi per departemen dengan
menggunakan Metode LIFO.
- Buatlah Jurnal yang diperlukan.
0KASUS
1
LULLABY COMPANY memproduksi baju
bayi melalui dua proses yaitu pemotongan dan penjahitan, pada saat proses
produksi berlangsung terdapat produk rusak (tidak laku dijual) di departemen
pemotongan dan pada departemen penjahitan terdapat produk cacat, berikut ini
disajikan data biaya produksi untuk bulan Oktober 1998 :
Dept
.Pemotongan Dept. Penjahitan
Produk Dalam Proses
per 01/10/1998
( BBB 100%,
BTK 50%, BOP 30%) 1.000 -
( BTK 25%, BOP 20% ) - 800
Produk Masuk Proses 8.000 -
Produk Selesai
diterima dari dept.pemotongan - 7.000
Produk Selesai
ditransfer ke gudang - 5.800
Produk Dalam Proses
per 31/10/1998
( BBB 100%, BTK 80%, BOP 40%) 1.500 -
( BTK 30 %, BOP 30 % )
- 1.800
Produk Rusak(normal)
tidak laku dijual
500
-
Produk Cacat bersifat
normal - 200
Harga Pokok Produk
Dalam Proses per 01/10/1998 :
Biaya Bahan Baku Rp.2.000.000 -
Biaya Tenaga Kerja Rp.1.200.000 Rp.2.600.000
Biaya Overhead Pabrik Rp. 300.000 Rp.1.000.000
Biaya ditambahkan :
Biaya Bahan Baku Rp.4.000.000 -
Biaya Tenaga Kerja Rp.2.706.000 Rp.4.000.000
Biaya Overhead Pabrik Rp.1.638.000 Rp.2.000.000
Biaya perbaikan
produk cacat bersifat normal :
Biaya Tenaga Kerja - Rp. 191.200
Biaya Overhead Pabrik - Rp. 380.000
Diminta :
- Buatlah Laporan Harga Pokok produksi per departemen dengan
menggunakan Metode LIFO.
- Buatlah Jurnal yang diperlukan.
JAWABAN :
1.
KASUS 1
LULLABY
COMPANY
Laporan Harga
Pokok Produksi Departemen Pemotongan
Bulan Oktober
1998
( Metode LIFO )
Laporan
Produksi : Unit
:
Produk dalam proses per 01/10/1998
(
BBB 100%, BTK 50%, BOP 30%) 1.000
Produk masuk proses 8.000
9.000
Produk selesai ditrasfer ke Dept. penjahitan 7.000
Produk dalam proses per 31/10/1998
(
BBB 100%, BTK 80%, BOP 40%) 1.500
Produk rusak 500
9.000
Biaya
dibebankan di Departemen Pemotongan :
Elemen
biaya Jumlah Unit ekuivalen HPP/unit
HP Produk dalam proses awal Rp.
3.500.000
Biaya ditambahkan di Dept. Pemotongan :
Biaya Bahan Baku Rp.
4.000.000 8.000
1] Rp. 500
Biaya Tenaga kerja Rp.
2.706.000 8.200 2] Rp.
330
Biaya Overhead Pabrik Rp.
1.638.000 7.800
3] Rp.
210 Rp.
8.344.000 Rp.1.040
Biaya
Kumulatif Rp.11.844.000
Perhitungan
Harga Pokok :
Perhitungan
HP Produk selesai ditranfer ke Dept Penjahitan :
HP produk selesai
( 7.000 x Rp.1.040 ) = Rp.7.280.000
HP produk rusak
( 500
x Rp.1.040 ) = Rp. 520.000
HP produk selesai di trasfer ke Dept Penjahitan :
(
7.000 x Rp.1.114,29 ) = Rp. 7.800.000
Perhitungan
HP produk dalam proses akhir :
BBB : {(1.500
x 100 %) - (1.000 x 100 %)} x Rp.500 = Rp.
250.000
BTK : {(1.500 x
80 %) - (1.000 x 50 %)} x Rp.330 = Rp.
231.000
BOP : {(1.500 x
40 %) - (1.000 x 30 %)} x Rp.210 = Rp. 63.000
HP produk dalam proses periode lalu = Rp.3.500.000
Rp. 4.044.000
Jumlah Harga Pokok Produksi Departemen Pemotongan Rp.11.844.000
1] BBB = {7.000 + ( 1.500 x 100 % ) - ( 1.000 x 100 % )} + 500 = 8.000
2] BTK = {7.000 + ( 1.500 x 80
% ) - ( 1.000 x 50 % )} + 500 = 8.200
3] BOP = {7000
+ ( 1.500 x 40 % ) - ( 1.000 x 30
% )} + 500 = 7.800
LULLABY
COMPANY
Laporan Harga
Pokok Produksi Departemen Penjahitan
Bulan Oktober
1998
( Metode LIFO )
Laporan
Produksi : Unit
:
Produk dalam proses per 01/10/1998
(
BTK 25%, BOP 20% ) 800
Produk masuk proses 7.000
7.800
Produk selesai di trasfer ke gudang 5.800
Produk dalam proses per 31/10/1998
(
BTK 30%, BOP 30 % ) 1.200
Produk cacat 800
7.800
Biaya
dibebankan di Departemen Penjahitan :
Elemen
biaya Jumlah
Unit ekuivalen HPP/unit
HP produk dalam proses awal Rp.
3.600.000
HP dibebankan dalam Dept. Penjahitan :
HP produk dari Dept. Pemotongan Rp.
7.800.000 7.000 Rp.1.114,29
Biaya ditambahkan di Dept. Penjahitan :
Biaya Tenaga Kerja Rp.
4.191.200 6.760 1] Rp.
620,00
Biaya Overhead Pabrik
Rp. 2.380.000 6.800
2] Rp. 350,00
Biaya
Kumulatif Rp.17.971.200
Rp.2.084,29
Perhitungan
Harga Pokok :
Perhitungan
HP produk selesai di transfer ke gudang :
HP produk selesai
( 5.800 x Rp.2.084,29 ) =
Rp.12.088.882
Hp produk cacat
( 800 x Rp.2.084,29 ) = Rp 1.667.432
HP produk selesai di transfer ke gudang ( 6.600 x
Rp.2.084,29 ) = Rp.13.756.314
Perhitungan
HP produk dalam proses akhir :
Dari Dept. Pemotongan ( 1200 - 800 ) x Rp.
1.114,29 = Rp. 445.716
Biaya Tenaga Kerja (1200
x 30 % ) - (800 x 25 % ) x Rp.620 = Rp.
99.200
Biaya Overhead Pabrik (1200 x 30 % ) - (800 x 20 % ) x Rp.350 = Rp 70.000
HP produk dalam proses periode lalu = Rp.3.600.000
Rp. 4.214.916
Jumlah Harga Pokok
Produksi Departemen Penjahitan Rp.17.971.230
1] BTK :
{5.800 + ( 1.200 x 30 % ) - ( 800 x 25 % )} + 800 = Rp. 6.760
2] BOP : {5.800 + ( 1.200 x 30 % ) - ( 800 x 20 % )} + 800 =
Rp. 6.800
2.
Jurnal Departemen Pemotongan
a) Mencatat
persediaan produk dalam proses awal
BDP
- BBB Dept. Pemotongan Rp.2.000.000
BDP
- BTK Dept. Pemotongan Rp.1.200.000
BDP
- BOP Dept. Pemotongan Rp. 300.000
Persediaan
PDP Dept. Pemotongan Rp.3.500.000
b) Mencatat
biaya pada bulan Oktober 1998
BDP
- BBB Dept. Pemotongan Rp.4.000.000
BDP
- BTK Dept. Pemotongan Rp.2.706.000
BDP
- BOP Dept. Pemotongan Rp.1.638.000
Persediaan
bahan baku Rp.4.000.000
Gaji
dan upah Rp.2.706.000
Berbagai
jenis biaya Rp.1.638.000
c) Mencatat
trasfer produk ke Dept Penjahitan
BDP
- BBB Dept. Penjahitan Rp.7.800.000
BDP
- BBB Dept. Penjahitan Rp.3.750.000 1]
BDP
- BTK Dept. Penjahitan Rp.2.475.000
2]
BDP
- BOP Dept. Penjahitan Rp.1.575.000
3]
d) Mencatat
persediaan produk dalam proses akhir
Persediaan
PDP Dept. Pemotongan Rp.4.044.000
BDP
- BBB Dept. Pemotongan Rp. 250.000
BDP
- BTK Dept. Pemotongan Rp. 231.000
BDP
- BOP Dept. Pemotongan Rp. 63.000
Persediaan
produk dalam proses awal Rp.
3.500.000
Keterangan :
1] : ( 7.000 + 500 ) x Rp. 500
2] : ( 7.000 + 500 ) x Rp. 330
3] : ( 7.000 + 500 ) x Rp. 210
Jurnal
Departemen Penjahitan
a) Mencatat persediaan produk
dalam proses awal
BDP - BBB Dept. Penjahitan Rp.3.600.000
BDP
- BTK Dept. Penjahitan Rp.4.191.200
BDP
- BOP Dept. Penjahitan Rp.2.380.000
Persediaan
PDP Dept. Penjahitan Rp.10.171.200
b) Mencatat biaya pada bulan
Oktober 1998
BDP
- BTK Dept. Penjahitan Rp.4.191.200
BDP
- BOP Dept. Penjahitan Rp.2.380.000
Gaji
dan upah Rp.4.191.200
Berbagai jenis biaya Rp.2.380.000
c) Mencatat transfer produk
jadi ke gudang
Persediaan
produk jadi Rp.13.226.000
BDP
- BBB Dept. Penjahitan Rp.6.864.000
1]
BDP
- BTK Dept. Penjahitan Rp.4.092.000
2]
BDP
- BOP Dept. Penjahitan Rp.2.310.000
3]
d) Mencatat persediaan produk
dalam proses akhir
Persediaan
PDP Dept. Penjahitan Rp.4.705.200
BDP
- BBB Dept. Penjahitan Rp. 936.000
BDP
- BTK Dept. Penjahitan Rp. 99.200
BDP
- BOP Dept. Penjahitan Rp. 70.000
Persediaan
produksi dalam proses awal Rp.
3.600.000
Keterangan :
1] : (5.800 + 800) + Rp.1.040
2} : (5.800 + 800) + Rp. 620
3] : (5.800 + 800) +
Rp. 350
0 KASUS 2
ADEPT COMPANY memproduksi kemasan anti
pecah untuk kosmetik, dengan menggunakan dua departemen, yaitu departemen
pencampuran, dan pencetakan, berikut ini disajikan data produksi dan biaya
untuk bulan April 1998 :
Dept.
Pencampuran Dept. Pencetakan
Produk dalam proses per 01/04/1998
(
BBB 100%, BTK 25%, BOP 30%) 450 -
(
BTK 30 %, BOP 20 % ) - 500
Produk masuk proses 3.000 -
Produk selesai ditransfer ke dept. Pencetakan 2.900 -
Produk ditransfer ke gudang -
2.490
Produk dalam proses per 30/04/1998
(
BBB 100%, BTK 45%, BOP 30%) 500 -
(
BOP 25%, BTK 40% ) - 1.000
Produk cacat karena kesalahan 50 -
Tambahan produk akibat tambahan bahan - 40
Harga Pokok Produk dalam proses per 01/01/1998 :
Rp. 87.500 Rp.166.200
Biaya ditambahkan :
Biaya Bahan Baku Rp.586.500 -
Biaya Tenaga Kerja Rp.635.000
Rp.562.030
Biaya Overhead Pabrik Rp.496.000
Rp.418.500
Diminta :
1. Sajikan Laporan Harga Pokok
Produksi untuk masing-masing departemen :
n Departemen Pencampuran
menggunakan metode Rata - rata Tertimbang.
n Departemen Pencetakan
menggunakan metode FIFO.
2. Buatlah jurnal yang
diperlukan.
.
JAWABAN
KASUS 2
1.
ADEPT COMPANY
Laporan Harga
Pokok Produksi Departemen Pencampuran
Bulan April
1998
( Metode Rata - rata Tertimbang )
Laporan
Produksi : Unit
:
Produk dalam proses per 01/04/1998
(
BBB 100%, BTK 25%, BOP 30% ) 450
Produk masuk proses 3.000
3.450
Produk selesai ditransfer ke Dept. Pencetakan 2.900
Produk dalam proses per 30/04/1998
(
BTK 100%, BTK 45%, BOP 30% ) 500
Produk cacat karena kesalahan 50
3.450
Biaya
dibebankan di Departemen Pencampuran :
Elemen
biaya Jumlah Unit ekuivalen HP/unit
Hp produk dalam proses awal Rp.
87.500
Biaya ditambahkan di Dept. Pencampuran :
Biaya Bahan Baku Rp. 586.500 3.450
1] Rp.170
Biaya Tenaga Kerja Rp. 635.000 3.175
2] Rp.200
Biaya Overhead Pabrik Rp. 496.000 3.100
3] Rp.160
Rp.1.717.500 Rp.530
Biaya
Kumulatif Rp.1.805.000
Perhitungan
harga Pokok :
Perhitungan
HP produk selesai ditrasfer ke Dept.Pencetakan :
HP produk selesai
(2.900 x Rp. 530) = Rp.1.537.000
Hp produk cacat
( 50 x Rp. 530) = Rp. 26.500
HP produk selesai ditransfer ke Dept.Pencetakan :
(
2.950 x Rp. 530 ) =
Rp. 1..563.500
Perhitungan
HP produk dalam proses akhir :
Biaya Bahan Baku (500
x 100%) x Rp.170 = Rp.85.000
Biaya Tenaga Kerja (500
x 45%) x Rp.200 = Rp.45.000
Biaya Overhead Pabrik (500 x 30%) x Rp.160 = Rp.24.000
HP produk dalam proses periode lalu = Rp.87.500
Rp.
241..500
Jumlah Harga Pokok Produksi Departemen Pencampuran Rp.1.805.000
1] BBB : 2.900 + (500 x 100%) +
50
2] BTK : 2.900 + (500 x 45%) + 50
3] BOP : 2.900 + (500 x 30%) + 50
ADEPT COMPANY
Laporan Harga
Pokok Produksi Departemen Pencetakan
Bulan April
1998
( Metode FIFO )
Laporan
Produksi : Unit :
Produk dalam proses per 01/04/1998
(
BTK 30%, BOP 20% ) 500
Produk masuk proses 2.950
Tambahan produk karena ada tambahan bahan 40
3.490
Produk
selesai ditrasfer ke gudang
2.490
Produk dalam proses per 30/04/1998
(
BTK 25%, BOP 40% ) 1.000
3.490
Biaya
dibebankan di Departemen Pencetakan :
Elemen
biaya Jumlah Unit ekuivalen
HP/unit
HP produk dalam proses awal Rp. 166.200
HP dibebankan dalam
Dept.Pencetakan:
HP produk dari Dept.Pencampuran Rp.1.563.500
2.950 Rp.530,00
Penyesuaian tambahan produk 40
Rp.
7,09
___________
_____ ________
Rp.1.563.500
2.990 Rp.522,91
Biaya ditambahkan di Dept.Pencetakan :
Biaya Tenaga Kerja Rp. 562.030 2.590
1] Rp.217,00
Biaya Overhead Pabrik Rp. 418.500 2.790
2] Rp.150,00
Biaya
Kumulatif Rp.2.710.230 Rp.889,91
Perhitungan
Harga Pokok :
Perhitungan
HP.Produk selesai ditranfer ke gudang :
HP. Produk selesai (
2.490 x Rp.889,91 ) Rp.2.215.875,9
Perhitungan
HP.Produk dalam proses akhir :
Dari dept. Pencampuran (1000 - 500) x Rp.522,91 = Rp.261.455
Biaya Tenaga Kerja (1000 x 25%) - (500 x 30%) x Rp.217 = Rp.
21.700
Biaya Overhead Pabrik (1000 x 40%)- (500 x 20%) x
Rp.150 = Rp. 45.000
HP Produk dalam proses periode lalu = Rp.166.200
Rp. 494.355
Jumlah Harga Pokok Produksi Departemen Pencetakan Rp.2.710.230
1] BTK : ( 2.490 - 500 ) + ( 500 x 70 % ) + ( 1.000
x 25 % )
2] BOP : ( 2.490 - 500 ) + ( 500 x 80 % ) + ( 1.000
x 40 % )
2. Jurnal
Departemen Pencampuran
a. Mencatat Biaya pada Bulan
April 1998
BDP - BBB Departemen Pencampuran Rp. 586.500
BDP - BTK Departemen Pencampuran Rp. 635.000
BDP - BOP Departemen Pencampuran RP. 496.000
Persediaan bahan baku Rp.586.500
Gaji dan upah Rp.635.000
Berbagai jenis biaya Rp.496.000
b. Mencatat Transfer Produk ke
Departemen Pencetakan
BDP - BBB Departemen Pencetakan Rp.1.536.500
BDP - BBB Departemen Pencampuran Rp.501.500 1]
BDP - BTK Departemen Pencampuran Rp.590.000 2]
BDP - BOP Departemen Pencampuran Rp.472.000 3]
c. Mencatat Persediaan produk
dalam Proses Akhir
Persediaan PDP Departemen Pencampuran Rp.
241.500
BDP - BBB Departemen Pencampuran Rp. 85.000
BDP - BTK Departemen Pencampuran Rp. 45.000
BDP - BOP Departemen Pencampuran Rp. 24.000
Persediaan Prosuk dalam proses awal Rp. 87.500
Keterangan :
1] ( 2.900 + 50 )
x Rp. 170 2] (
2.900 + 50 ) x Rp. 200 3] ( 2.900 + 50 ) x Rp. 160
Jurnal
Departemen Pencetakan
a. Mencatat Biaya pada Bulan
April 1998
BDP - BTK Departemen Pencetakan Rp. 562.030
BDP - BOP Departemen Pencetakan Rp. 418.500
Gaji dan upah Rp.562.030
Berbagai jenis biaya Rp.418.500
b. Mencatat Trasfer Produk Jadi
ke Gudang
Persediaan produk jadi Rp.2.215.876
BDP - BBB Departemen Pencetakan Rp.1.302.046 1]
BDP - BTK Departemen Pencetakan Rp. 540.330 2]
BDP - BOP Departemen Pencetakan Rp. 375.500 3]
c. Mencatat Persediaan Produk
dalam Proses Akhir
Persediaan PDP Departemen Pencetakan Rp.
494.355
BDP - BBB Departemen Pencetakan Rp. 261.455
BDP - BTK Departemen Pencetakan Rp. 21.700
BDP - BOP Departemen Pencetakan Rp. 45.000
Persediaan produk dalam prosese awal Rp. 166.200
Keterangan :
1] 2.490 x Rp. 522,91 2] 2.490 x Rp.
217 3] 2.490 x
Rp. 150
0
KASUS
3
RELAXO COMPANY memproduksi obat sakit
kepala, produksi dibagi dalam tiga proses yaitu peramuan, penggandaan dan
pengepakan. Kalkulasi biaya rata-rata digunakan pada departemen peramuan,
kalkulasi biaya FIFO pada departemen penggandaan, kalkulasi biaya LIFO
digunakan di departemen pengepakan.
Dept.Peramuan Dept. Penggandaan Dept. Pengepakan
Produk dalam
proses per 01/03/98
(BBB 100%, BTK 30%, BOP 40%) 200 - -
Produk masuk proses 3.500 - -
Produk selesai ditransfer ke Dept. penggandaan 3.000 - -
Produk dalam proses per 31/03/98
(BBB 100%, BTK 40%, BOP 30 %) 710 - -
Produk dalam
proses per 01/03/98
(BTK 40%, BOP 20%) - 600 -
Produk selesai diterima dr Dept. Peramuan -
3.020 -
Produk selesai ditransfer ke Dept. Pengepakan -
2.680 -
Produk dalam proses per 31/03/98
(BTK 25%, BOP 30%)
- 1.000 -
Produk dalam
proses per 01/03/98
(BTK 30%, BOP 25%)
- - 800
Produk selesai diterima dr Dept. Penggandaan - - 2.680
Produk selesai ditransfer ke gudang - - 2.400
Produk dalam proses per 31/03/98
(BTK 70%, BOP 40%)
- - 1.000
Produk cacat karene kesalahan 20 - -
Hilang awal 40
- -
Tambahan produk akibat tambahan bahan - 60 -
Hilang akhir
- - 80
Harga pokok produk dalam proses 01/03/98
Bahan Baku Rp. 2.500.000 - -
Biaya Tenaga Kerja Rp. 1.200.000 Rp. 1.700.000 Rp. 3.500.000
Biaya Overhead Pabrik
Rp. 220.000 Rp.
800.000 Rp. 1.600.000
Biaya ditambahkan selama bulan Maret ‘98
Biaya Bahan Baku Rp. 4.998.200 - -
Biaya Tenaga Kerja Rp. 3.198.272 Rp. 5.380.000 Rp. 6.697.320 Biaya Overhead
Pabrik Rp. 1.487.180 Rp. 2.276.650 Rp. 3.299.080
Diminta :
1. Buatlah laporan harga pokok produksi per
departemen produksi :
-
Departemen peramuan menggunakan metode rata - rata tertimbang. - Departemen penggandaan menggunakan metode FIFO.
-
Departemen pengepakan menggunakan metode LIFO.
2. Buat jurnal yang diperlukan.
.
JAWABAN
KASUS 3
1.
RELAXO COMPANY
Laporan Harga
Pokok Produksi Departemen Peramuan
Bulan Maret
1998
( Metode Rata - rata Tertimbang )
Laporan
Produksi : Unit
:
Produk dalam proses per 01/03/1998
(
BBB 100%, BTK 30%, BOP 40% ) 200
Produk masuk proses 3.500
Produk cacat karena kesalahan 20
3.720
Produk selesai ditransfer ke Dept. Penggandaan 3.000
Produk dalam proses per 31/03/1998
(
BTK 100%, BTK 40%, BOP 30% ) 710
Produk hilang awal 10
3.720
Biaya
dibebankan di Departemen Peramuan:
Elemen
biaya Jumlah Unit ekuivalen HP/unit
Hp produk dalam proses awal Rp.
3.920.00
Biaya ditambahkan di Dept. Peramuan:
Biaya Bahan Baku Rp.
4.998.200 3.750
1] Rp.1.340
Biaya Tenaga Kerja Rp.
3.198.272 3.304
2] Rp. 968
Biaya Overhead Pabrik Rp. 1.487.180
3.233 3] Rp. 460
Rp.
9.683.652
Rp.2.768
Biaya
Kumulatif Rp.13.603.652
Perhitungan
Harga Pokok :
Perhitungan
HP produk selesai ditrasfer ke Departemen Penggandaan :
HP produk selesai
(3.000 x Rp. 2.768)= Rp.
8.304.000
Hp produk cacat
( 20 x Rp. 2.768) = Rp. 55.360
HP produk selesai ditransfer ke Dept.Penggandaan :
(
3.020 x Rp. 2.768 ) =
Rp. 8.359.360
Perhitungan
HP produk dalam proses akhir :
Biaya Bahan Baku (710
x 100%) x Rp. 1.340 = Rp. 951.400
Biaya Tenaga Kerja (710
x 40%) x Rp. 968 =
Rp. 274.912
Biaya Overhead Pabrik (710 x 30%) x Rp. 460 =
Rp. 97.980
HP produk dalam proses periode lalu = Rp.3.920.000
Rp.
5.244.292
Jumlah Harga Pokok Produksi Departemen Peramuan Rp.13.603.652
1] BBB : 3.000 + (710 x 100%) +
20
2] BTK : 3.000 + (710 x 40%) + 20
3] BOP : 3.000 + (710 x 30%) + 20
RELAXO COMPANY
Laporan Harga
Pokok Produksi Departemen Penggandaan
Bulan Maret
1998
( Metode FIFO )
Laporan
Produksi : Unit
:
Produk dalam proses per 01/03/1998
(
BTK 40%, BOP 20% ) 600
Produk masuk proses 3.020
Tambahan produk
karena ada tambahan bahan 60
3.680
Produk selesai ditransfer ke Dept. Pengepakan 2.680
Produk dalam proses per 31/03/1998
(
BTK 25%, BOP 30% ) 1.000
3.680
Biaya
dibebankan di Departemen Penggandaan:
Elemen
biaya
Jumlah Unit ekuivalen
HP/unit
Hp produk dalam proses awal Rp.
2.500.000
Biaya ditambahkan di Dept. Penggandaan :
HP produk dari Dept. Peramuan Rp. 8.359.360 3.020 Rp. 2.768
Penyesuain tambahan produk 60 Rp. 53,923
Rp 8.359.360 3.080 Rp.2.714,077
Biaya ditambahkan di Dept. Penggandaan :
Biaya Tenaga Kerja Rp. 5.380.000 2.690 1] Rp.2.000
Biaya Overhead Pabrik
Rp. 2.276.650 2.860
2] Rp. 796
Biaya
Kumulatif Rp.18.516.010 Rp.5.510,077
Perhitungan
Harga Pokok :
Perhitungan
HP produk selesai ditrasfer ke Departemen Pengepakan :
HP produk selesai
(2.680 x Rp. 5.510,077) = Rp. 14.767.006,36
Perhitungan
HP produk dalam proses akhir :
Dari Departemen Peramuan (1000 - 600) x Rp.
2.714,077 = Rp. 1.086.630,8
Biaya Tenaga Kerja (1000 x 25%) - (600 x 40%) x Rp.2.000 =
Rp. 20.000
Biaya Overhead Pabrik (1000 x 30%) - (600 x 20%) x
Rp. 796 = Rp. 143.280
HP produk dalam proses periode lalu = Rp.2.500.000
Rp. 3.749.910,8
Jumlah Harga Pokok Produksi Departemen
Penggandaan Rp.18.516.977,16
1] BTK : (2.680 - 600) + (600 x
60%) + (1000 x 25%)
2] BOP : (2.680 - 600) + (600 x
80%) + (1000 x 30%)
RELAXO COMPANY
Laporan Harga
Pokok Produksi Departemen Pengepakan
Bulan Maret
1998
( Metode LIFO )
Laporan
Produksi : Unit
:
Produk dalam proses per 01/03/1998
(
BTK 30%, BOP 25% ) 800
Produk masuk proses 2.680
3.480
Produk selesai ditransfer ke gudang 2.400
Produk dalam proses per 31/03/1998
(
BTK 70%, BOP 40% ) 1.000
Produk hilang akhir 80
3.480
Biaya
dibebankan di Departemen Pengepakan:
Elemen
biaya Jumlah Unit ekuivalen HP/unit
Hp produk dalam proses awal Rp.
5.100.000
Biaya ditambahkan di Dept. Pengepakan :
HP produk dari Dept. Penggandaan Rp.14.767.006,36 2.680 Rp. 5.510,077
Biaya ditambahkan di Dept. Pengepakan :
Biaya Tenaga Kerja Rp.
6.697.320 2.940
1] Rp.2.278
Biaya Overhead Pabrik Rp. 3.299.080
2.680 2] Rp.1.231
Biaya
Kumulatif Rp.29.863.406,36 Rp.9.019,077
Perhitungan
Harga Pokok :
Perhitungan
HP produk selesai ditrasfer ke gudang :
HP produk selesai (2.400 x Rp. 9.019,077) =
Rp. 21.645.784,8
HP produk hilang akhir ( 80
x Rp. 9.019,077) = Rp. 721.526,16
HP produk selesai ditransfer ke gudang (2.480 x
9.019,077 = Rp. 22.367.310,96
Perhitungan
HP produk dalam proses akhir :
Dari Departemen Penggandaan (1000 - 800) x Rp.
5.510,077 = Rp. 1.102.015,4
Biaya Tenaga Kerja (1000 x 70%) - (800 x 30%) x Rp.2.278 =
Rp. 1.047.880
Biaya Overhead Pabrik (1000 x 40%) - (800 x 25%) x
Rp.1.231 = Rp. 246.200
HP produk dalam proses periode lalu = Rp. 5.100.000
Rp.
7.496.095,4
Jumlah Harga Pokok Produksi Departemen Penggandaan Rp.29.863.406,36
1] BTK : {(2.400 + (1.000 x 70%)
- (800 x 30%)} + 80
2] BOP : {(2.400 + (1.000 x 40%)
- (800 x 25%)} + 80
2. Jurnal
Departemen Peramuan
a. Mencatat Biaya pada Bulan
Maretl 1998
BDP - BBB Departemen Peramuan Rp. 4.998.200
BDP - BTK Departemen Peramuan Rp. 3.198.272
BDP - BOP Departemen Peramuan RP. 1.487.180
Persediaan bahan baku Rp.
4.998.200
Gaji dan upah Rp.
3.198.272
Berbagai jenis biaya Rp.
1.487.180
b. Mencatat Transfer Produk ke
Departemen Penggandaan
BDP - BBB Departemen Penggandaan Rp. 8.359.360
BDP - BBB Departemen Peramuan Rp.4.046.800 1]
BDP - BTK Departemen Peramuan Rp.2.923.360 2]
BDP - BOP Departemen Peramuan Rp.1.389.200 3]
c. Mencatat Persediaan produk
dalam Proses Akhir
Persediaan PDP Departemen Peramuan Rp. 5.244.292
BDP - BBB Departemen Peramuan Rp. 951.400
BDP - BTK Departemen Peramuan Rp. 274.912
BDP - BOP Departemen Peramuan Rp. 97.980
Persediaan Prosuk dalam proses awal Rp. 3.920.000
Keterangan :
1] ( 3.000 + 20 )x Rp. 1.340 2] ( 3.000 + 20 ) x Rp. 968 3]
( 3.000 + 20 ) x Rp. 460
Jurnal
Departemen Penggandaan
a. Mencatat Biaya pada Bulan
Maret 1998
BDP - BTK Departemen Penggandaan Rp. 5.380.000
BDP - BOP Departemen Penggandaan Rp. 2.276.650
Gaji dan upah Rp.
5.380.000
Berbagai jenis biaya Rp.
2.276.650
b. Mencatat Trasfer Produk ke
Departemen Pengepakan
BDP - BBB Departemen Pengepakan Rp. 14.767.006,36
BDP - BBB Departemen Penggandaan Rp.7.273.726,36 1]
BDP - BTK Departemen Penggandaan Rp.5.360.000 2]
BDP - BOP Departemen Penggandaan Rp.2.133.280 3]
c. Mencatat Persediaan Produk
dalam Proses Akhir
Persediaan PDP Departemen Penggandaan Rp. 3.749.910,8
BDP - BBB Departemen Penggandaan Rp. 1.086.630,8
BDP - BTK Departemen Penggandaan Rp. 20.000
BDP - BOP Departemen Penggandaan Rp.
143.280
Persediaan produk dalam prosese awal Rp. 2.500.000
Keterangan :
1] 2.680 x Rp. 2.714,077 2] 2.680 x Rp.
2.000 3] 2.680 x
Rp. 796
Jurnal
Departemen Pengepakan
a. Mencatat Biaya pada Bulan
Maret 1998
BDP - BTK Departemen Pengepakan Rp. 6.697.320
BDP - BOP Departemen Pengepakan Rp. 3.299.080
Gaji dan upah Rp.
6.697.320
Berbagai jenis biaya Rp.
3.299.080
b. Mencatat Trasfer Produk Jadi
ke Gudang
Persediaan produk jadi Departemen Pengepakan Rp. 22.367.310,96
BDP - BBB Departemen Pengepakan Rp.13.664.990,961]
BDP - BTK Departemen Pengepakan Rp. 5.649.440 2]
BDP - BOP Departemen Pengepakan Rp. 3.052.880 3]
c. Mencatat Persediaan Produk
dalam Proses Akhir
Persediaan PDP Departemen Pengepakan Rp. 3.749.910,8
BDP - BBB Departemen Pengepakan Rp.
1.102.015,4
BDP - BTK Departemen Pengepakan Rp.
1.047.880
BDP - BOP Departemen Pengepakan Rp. 246.200
Persediaan produk dalam prosese awal Rp.
5.100.000
Keterangan :
1] 2.480 x Rp. 5.510,077 2] 2.480 x Rp.
2.278 3] 2.480 x
Rp. 1.231
0KASUS
4
METRO COMPANY menghasilkan baju bayi melalui
dua proses yaitu pemotongan dan penjahitan, pada saat proses produksi
berlangsung terdapat produk hilang akhir di departemen pemotongan dan pada
departemen penjahitan terdapat produk cacat bersifat normal. Berikut ini
disajikan data biaya produksi untuk bulan Oktober 1998 :
Dept .Pemotongan Dept.
Penjahitan
Produk dalam proses per 01/10/1998
( BBB 100%, Konv. 40%) 500 -
Produk masuk proses 6.000 -
Produk selesai ditransfer ke Penjahitan 5.000 -
Produk dalam proses per 31/10/1998
(
BBB 100%, Konv. 50%) 1.400 -
Produk dalam proses per 01/10/1998
( BTK 25%, BOP 30%) - 400
Produk selesai diterima dari dept.pemotongan - 5.000
Produk selesai ditransfer ke gudang - 4.000
Produk dalam proses per 31/10/1998
(
BTK 35 %, BOP 40 % ) - 1.200
Produk hilang akhir proses 100 -
Produk cacat bersifat normal - 200
Harga Pokok Produk dalam proses per 01/10/1998 :
Harga pokok dari Dept Pemotongan - Rp.
350.000
Biaya Bahan Baku Rp.
253.000 -
Biaya Tenaga Kerja Rp.
101.000 Rp. 150.000 Biaya
Overhead Pabrik Rp. 71.200 Rp. 50.000
Biaya ditambahkan :
Biaya Bahan Baku Rp.
192.000 -
Biaya Tenaga Kerja Rp. 84.000 Rp. 200.000
Biaya Overhead Pabrik Rp. 128.800 Rp. 141.000
Biaya perbaikan produk cacat bersifat normal :
Biaya Tenaga Kerja - Rp. 37.300
Biaya Overhead Pabrik - Rp. 41.856
Diminta :
- Buatlah Laporan Harga Pokok produksi per departemen dengan
menggunakan Metode LIFO.
- Buatlah Jurnal yang diperlukan.
.
JAWABAN
KASUS 4
METRO COMPANY
Laporan Harga
Pokok Produksi Departemen Pemotongan
Bulan Oktober
1998
Laporan
Produksi : Unit
:
Produk dalam proses per 01/10/1998
(
BBB 100%, BK 40% ) 500
Produk masuk proses 6.000
6.500
Produk selesai ditransfer ke Dept. Penjahitan 5.000
Produk dalam proses per 31/10/1998
(
BTK 100%, BK 40% ) 1.400
Produk hilang akhir 100
6.500
Biaya
dibebankan di Departemen Pemotongan:
Elemen
biaya Jumlah Unit ekuivalen HP/unit
Hp produk dalam proses awal Rp.
425.200
Biaya ditambahkan:
Biaya Bahan Baku Rp. 192.000 6.000
1] Rp. 32
Biaya Tenaga Kerja Rp. 84.000 5.600
2] Rp. 15
Biaya Overhead Pabrik Rp. 128.800 5.600
3] Rp. 23
Biaya
Kumulatif Rp.
830.000
Rp. 70
Perhitungan
Harga Pokok :
Perhitungan
HP produk selesai ditrasfer ke Departemen Penjahitan :
HP produk selesai
(5.000 x Rp. 70) = Rp.
350.000
Hp produk hilang akhir (100 x Rp.70) = Rp. 7.000
HP produk selesai ditransfer ke Dept.Penjahitan :
(
5.000 x Rp. 71,40 ) = Rp. 357.000
Perhitungan
HP produk dalam proses akhir :
Biaya Bahan Baku [(1.400
x 100%) - (500 x 100%)] x Rp. 32 =
Rp. 28.800
Biaya Tenaga Kerja [(1.400
x 50%) - (500 x 40%)] x Rp.
15 = Rp. 7.500
Biaya Overhead Pabrik [(1.400 x 50%) - (500
x 40%)] x Rp. 23 = Rp.
11.500
HP produk dalam proses periode lalu Rp.
425.200
Rp.
473.000
Jumlah Harga Pokok Produksi Departemen
Penjahitan Rp.830.000
1] BBB : 5.000 + (1.400 x 100%) - (500 x
100%)] +100
2] BTK : 5.000 + (1.400 x 50%) - (500 x 40%)] + 100
3] BOP : 5.000 + (1.400 x 50%) - (500 x 40%)]
+ 100
METRO COMPANY
Laporan Harga
Pokok Produksi Departemen Penjahitan
Bulan Oktober
1998
Laporan
Produksi : Unit
:
Produk dalam proses per 01/10/1998
(
BTK 25%, BOP 30% ) 400
Produk masuk proses 5.000
5.400
Produk selesai ditransfer ke gudang 4.000
Produk dalam proses per 31/10/1998
(
BTK 35%, BOP 40% ) 1.200
Produk cacat normal 200
5.400
Biaya
dibebankan di Departemen Penjahitan:
Elemen
biaya Jumlah Unit ekuivalen HP/unit
Hp produk dalam proses awal
Rp. 550.000
Biaya ditambahkan di Dept. Pennjahitan :
HP produk dari Dept. Pemotongan Rp. 357.000 5.000 Rp.
71,40
Biaya Tenaga Kerja Rp.
237.300 4.520
1] Rp. 52,50
Biaya Overhead Pabrik Rp. 182.856
4.560 2] Rp. 40,10
Biaya
Kumulatif Rp.1.327.156 Rp.164,00
Perhitungan
Harga Pokok :
Perhitungan
HP produk selesai ditrasfer ke gudang :
HP produk selesai (4.200 x Rp. 164) = Rp. 688.800
Perhitungan
HP produk dalam proses akhir :
H. P. dari Dept. Pemotongan (1200 x 100%) - (400 x
100%) x Rp.71,40 = Rp 57.120
Biaya Tenaga Kerja (1200 x 35%) - (400 x 25%) x
Rp.52,50 = Rp. 16.800
Biaya Overhead Pabrik (1200 x 40%) - (400 x 30%) x
Rp.40,10 = Rp. 14.436
HP produk dalam proses periode lalu = Rp. 550.000
Rp. 638.356
Jumlah Harga Pokok Produksi Departemen Penggandaan Rp.1.327.156
1] BTK : (4.200 + (1.200 x 35%) -
(400 x 25%)
2] BOP : (4.200 + (1.200 x 40%) -
(400 x 30%)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar