banner

Rabu, 06 Juni 2012

TRANSFORMASI BUDAYA KORPORASI BANK MANDIRI


Abstract
Dengan semakin ketatnya persaingan dan perubahan lingkungan eksternal organisasi, banyak organisasi melakukan penyesuaian dalam struktur maupun pengelolaannya dengan cara melakukan merger, akuisisi ataupun perubahan lainnya. Namun demikian, menurut Chatab (2007 : 1) berdasarkan penelitian sebanyak 90 persennya gagal memenuhi harapan. Kegagalan tersebut terutama karena konflik budaya organisasi. Hasil penelitian lain menyatakan bahwa 74 persen perusahaan atau organisasi mengalami ketidakberhasilan karena tidak memperhatikan faktor budaya.
Brown (1998 : 306) menyatakan bahwa budaya organisasi mengacu kepada sistem makna bersama yang dianut oleh anggota-anggotasuatu organisasi, dan membedakan organisasi itu dari organisasi-organisasi yang lain. Tata nilai dalam budaya organisasi dapat berperan sebagai sumber kakuatan penting yang diyakini dan dianut secara luas dalam menghadapi tantangan perubahan lingkungan.
Namun budaya organisasi dapat menjadi beban bagi keberhasilan apabila budaya organisasi tidak sesuai dengan tujuan organisasi. Misalnya siatuasi lingkungan bisnis yang menuntut adanya adaptasi dan perubahan organisasi, namun di sisi lain budaya organisasi menginginkan tidak adanya perubahan dan mempertahankan status quo, maka organisasi akan mengalami inertia yang pada akhirnya dapat mengalami kemunduran.
Organisasi yang mampu mencapai dan mempertahankan keberhasilan dicirikan oleh budaya organisasi sebagai berikut :
1)     Nilai inti organisasi yang dianut secara kuat oleh anggota organisasi.
2)     Terdapatnya persepsi umum yang diyakini dan dijunjung tinggi secara bersama oleh para anggota organisasi.
3)     Budaya dianggap sebagai sumber kekuatan penting dan berharga.
4)     Segala sesuatu diatur dan berjalan dengan baik berdasarkan nilai-nilai budaya organisasi.
5)     Nilai-nilai budaya yang ada dirasakan bersama secara luas dalam organisasi.
6)     Para anggota organisasi merasa terikat kepada nilai-nilai inti yang ada dalam budaya organisasi.

Banyaknya pimpinan bank yang diadili berkaitan dengan kasus korupsi mengindikasikan bahwa perbankan Indonesia memiliki budaya yang kurang sehat. Padahal, perbankan merupakan satu sektor yang sangat mempengaruhi kegiatan perekonomian, karena menjalankan fungsi intermediasi keuangan. Lembaga keuangan menyalurkan dana dari unit surplus kepada unit defisit untuk dikemabangkan dalam investasi-investasi yang produktif dan menggerakkan kegiatan ekonomi. Terjadinya krisis keuangan perbankan pada tahun 1998 semakin menunjukkan pentingnya peranan perbankan. Hal tersebut ditunjukkan oleh perhatian pemerintah yang sangat besar untuk menciptakan kerangka kerja perbankan yang sehat. Berbagai peraturan dan kebijakan pemerintah Indonesia tidak terlepas dari kecenderungan perbankan di berbagai negara, yakni kecenderungan meningkatkan efisiensi melalui merger dan akuisisi.
Bank Mandiri sebagai hasil merger dengan 4 bank milik pemerintah lainnya telah memiliki sejarah yang panjang yang dimulai sejak kemerdekaan Indonesia. Perubahan politik, sosial dan budaya serta lingkungan global tidak dapat dipungkiri merupakan bagian dari perjalannya. Budaya pelayanan serta mengutamakan nasabah baru dimulai pada era deregulasi di tahun 1980-an sampai akhirnya liberalisasi tidak dapat dihindarkan telah membawa perbankan Indonesia ke dalam pasar global. Budaya organisasi perbankan secara otomatis dituntut untuk terus mengalami perubahan ke arah yang lebih kompetitif bukan hanya di pasar domestik tapi di pasar global.
Sejarah Bank Mandiri
Bank Mandiri merupakan hasil merger antara Bank Bumi Daya (BBD), Bank Dagang Negara (BDN), Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) dan Bank Expor Impor Indonesia (Ban Exim). Hasil merger keempat bank ini dilaksanakan pada tahun 1999. Dalam proses penggabungan dan pengorganisasian ulang, jumlah cabang Bank Mandiri dikurangi sebanyak 194 buah dan karyawannya berkurang dari 26.600 menjadi 17.620. Direktur Utamanya yang pertama adalah Robby Djohan. Kemudian pada Mei 2000, posisi Djohan digantikan ECW Neloe. Neloe menjabat selama lima tahun sebelum digantikan Martowardojo akibat terlibat dugaan korupsi di bank tersebut.
Bank Mandiri berdiri pada tanggal 2 Oktober 1998 sebagai bagian dari program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia. Pada bulan Juli 1999, empat bank milik Pemerintah yaitu, Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia dan Bank Pembangunan Indonesia, bergabung menjadi Bank Mandiri. Sejarah keempat Bank tersebut dapat ditelusuri lebih dari 140 tahun yang lalu. Keempat Bank tersebut telah turut membentuk riwayat perkembangan dunia perbankan di Indonesia.
Bank Dagang Negara merupakan salah satu Bank tertua di Indonesia. Sebelumnya Bank Dagang Negara dikenal sebagai Nederlandsch Indische Escompto Maatschappij yang didirikan di Batavia (Jakarta) pada tahun 1857. Pada tahun 1949 namanya berubah menjadi Escomptobank NV. Selanjutnya, pada tahun 1960 Escomptobank dinasionalisasi dan berubah nama menjadi Bank Dagang Negara, sebuah Bank pemerintah ynag membiayai sektor industri dan pertambangan.
Bank Bumi Daya didirikan melalui  suatu proses panjang yang bermula dari nasionalisasi sebuah perusahaan Belanda De Nationale Handelsbank NV, menjadi Bank Umum Negara pada tahun 1959. Pada tahun 1964, Chartered Bank (sebelumnya adalah Bank milik Inggris) juga dinasionalisasi, dan Bank Umum Negara diberi hak untuk melanjutkan operasi Bank tersebut. Pada tahun 1965, bank umum negara digabungkan  ke dalam Bank Negara Indonesia dan berganti nama menjadi Bank Negara Indonesia Unit IV beralih menjadi Bank Bumi Daya.
Sejarah Bank Ekspor Impor Indonesia (Bank Exim) berawal dari perusahaan dagang Belanda N.V.Nederlansche Handels Maatschappij yang didirikan pada tahun 1842 dan mengembangkan kegiatannya di sektor perbankan pada tahun 1870. Pemerintah Indonesia menasionalisasi perusahaan ini pada tahun 1960, dan selanjutnya pada tahun 1965 perusahan ini digabung dengan Bank Negara Indonesia  menjadi Bank Negara Indonesia Unit II. Pada tahun 1968 Bank Negara Indonsia Unit II dipecah menjadi dua unit, salah satunya adalah Bank Negara Indonesia Unit II Divisi Expor – Impor, yang akhirnya menjadi BankExim, bank Pemerintah yang membiayai kegiatan ekspor dan impor.
Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) berawal dari Bank Industri Negara (BIN), sebuah Bank Industri yang didirikan pada tahun1951. Misi Bank Industri Negara adalah mendukung  pengembangan sektor – sektor ekonomi tertentu, khususnya perkebunan, industri, dan pertambangan. Bapindo dibentuk sebagai bank milik negara pada tahun 1960 dan BIN kemudian digabung dengan Bank Bapindo. Pada tahun 1970, Bapindo ditugaskan untuk membantu pembangunan nasional melalui pembiayaan jangka menengah dan jangka panjang pada sektor manufaktur, transportasi dan pariwisata.
Kini, Bank Mandiri menjadi penerus suatu tradisi layanan jasa perbankan dan keuangan yang telah berpengalaman selama lebih dari 140 tahun. Masing-masing dari empat Bank bergabung memainkan peranan yang penting dalam pembangunan Ekonomi. Pada saat ini, berkat kerja keras lebih dari 21.000 karyawan yang tersebar di 909 kantor cabang dan didukung oleh anak perusahaan yang bergerak di bidang investment banking, perbankan syariah serta bancassurance, Bank Mandiri menyediakan solusi keuangan yang menyeluruh bagi perusahaan swasta maupun milik Negara, komersiil, usaha kecil dan mikro serta nasabah consumer.
Pada tanggal 14 Juli 2003, Pemerintah Indonesia melakukan divestasi sebesar 20% atas kepemilikan saham di Bank Mandiri melalui penawaran umum perdana (IPO). Selanjutnya pada tanggal 11 Maret 2004, Pemerintah Republik Indonesia melakukan divestasi lanjutan atas 10% kepemilikan di Bank Mandiri. Bank Mandiri saat ini merupakan bank terbesar di Indonesia dalam jumlah aktiva, kredit dan dana pihak ketiga. Total aktiva per 31 Desember 2005 sebesar Rp 254, 3 triliun (USD25,9 miliar) dengan pangsa pasar sebesar 18,0% dari total aktiva perbankan di Indonesia. Jumlah dana pihak ketiga Bank Mandiri sebesar Rp 199,0 triliun atau sama dengan 17,6% dari total dana pihak ketiga secara nasional, dimana jumlah tabungan merupakan 16% dari total tabungan secara nasional,. Begitu pula dengan pangsa pasar deposito berjangka sebesar 19,1% dari total deposito berjangka di Indonesia. Selama tahun 2005, pertumbuhan dana pihak ketiga kami sebesar 5,8%, sementara pertumbuhan kredit sebesar 13,3%. Bank Mandiri memiliki struktur permodalan yang kokoh dengan Rasio Kecukupan Modal (Capital Adequacy Ratio-CAR) sebesar 23,7% pada akhir tahun 2005, jauh diatas ketentuan minimum Bank Indonesia sebesar 8%.  Pada Maret 2005, Bank Mandiri mempunyai 829 cabang yang tersebar di sepanjang Indonesia dan enam cabang di luar negeri. Selain itu, Bank Mandiri mempunyai sekitar 2.500 ATM dan tiga anak perusahaan utama yaitu Bank Syariah Mandiri, Mandiri Sekuritas, dan AXA Mandiri.
Kinerja Bank Mandiri pada Awal Merger
Menurut Agunan (2003), dari hasil analisis terhadap kinerja keuangan dan tingkat efisiensi Bank Mandiri dapat ditarik kesimpulan bahwa kinerja usaha Bank Mandiri sebelum merger menunjukkan bank pemerintah yang tidak sehat. Hal tersebut dapat diketahui dari tingkat pencapaian ROA, ROE, DER dan DTAR yang menunjukkan keempat bank BUMN dalam kondisi bangkrut, dimana utang yang dimiliki telah melebihi modal beribu-ribu kali. Disamping itu, perbandingan utang terhadap aktiva sangat buruk yaitu jumlah utang yang dimiliki tidak dapat dilunasi dengan aktiva yang ada di empat bank tersebut. Merger yang dilakukan pemerintah terhadap empat bank tidak sehat merupakan pilihan terakhir dibandingkan penutupan (likuidasi) bank-bank BUMN. Tujuan merger ini tidak lain menghindari pengeluaran negara yang lebih besar lagi untuk membayar uang para deposan, mencegah terjadinya domino effect seiring krisis ekonomi yang berlangsung dan bertambahnya jumlah pengangguran.
Kinerja Bank Mandiri setelah merger tidak berdampak positif atau dapat dikatakan tidak sehat jika dilihat dari rasio keuangan yang telah dikemukakan sebelumnya. Disamping itu, 70% pendapatan Bank Mandiri berasal dari pendapatan bunga obligasi pemerintah, justru pendapatan bunga dari pemberian kredit hanya sebesar 18% untuk tahun 2001. Dengan demikian, kinerja bank selama tiga tahun ini tidak lebih baik dibandingkan sebelum merger. Merger tidak selalu menciptakan efisiensi, walaupun peningkatan total aktiva dapat mencapai skala ekonomis, belum cukup untuk menciptakan efisiensi Bank Mandiri. Beberapa aspek yang mempengaruhi efisiensi Bank Mandiri terlihat dari aktiva, modal, utang jangka pendek, utang jangka panjang dan jumlah SDM. Sementara itu, Bank Mandiri hanya diposisi keempat apabila dilihat efisiensi relatif diantara bank-bank pemerintah saat ini.

Strategi Kebijakan Manajemen
            Good Corporate Governnance merupakan upaya manajemen Bank mandiri memiliki komitmen untuk terus melaksanakan praktek-praktek bisnis yang sehat di dalam menjalankan setiap kegiatan operasional bank maupun anak perusahaan. Komitmen tersebut tercermin dalam usaha Bank Mandiri yang secra terus menerus dan berkelanjutan berupaya untuk menjaga dan memastikan bahwa corporate governance telah dilaksanakan dengan baik, yang tujuannya adalah untuk meningkatkan nilai saham, menjaga kepercayaan dan melindungi kepentingan stakeholder.
            Untuk memperoleh gambaran obyektif mengenai pelaksanaan corporate governance, Bank Mandiri bekerjasama dengan lembaga pemeringkat independen dan berskala internasional, yakni Standard & Poor’s melakukan rating terhadap penerapan prinsip-prinsip corporate governance yang baik. Hasil yang diperoleh pada tahun 2002 sebelum IPO menunjukkan bahwa Bank Mandiri memiliki overall score 5,4 (skala 1-10) yang berati moderate corporate governance process and ptactices when evaluate against global best practices. Salah satu komponen yang memperoleh score relatif tinggi adalah tranparansi keeuaangan dan pengungkapan informasi yang mencapai skor 6,3.

Nilai-nilai Budaya Baru Bank Mandiri
            Bank Mandiri memiliki misi untuk menjadi bank yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan pasar serta memberikan keuntungan maksimal bagi stakeholder dengan kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan. Selain dari itu, Bank Mandiri berusaha menjadi bank yang dikenal karena mematuhi standar praktek perbankan internasional dalam hal corporate governance.
            Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Bank Mandiri telah menanamkan nilai-nilai transparansi, independensi, akuntabilitas, tanggung jawab dan keadailan melalui berbagai program sosialisasi kepada seluruh jajaran bank. Penjabaran atas prinsip corporate governance yang baik telah dilakukan antara lain dengan menuangkan nilai-nilai tersebut ke dalam Visi dan Misi Bank Mandiri, kebijakan Good Corporate Governance, Code of Conduct, Pernyataan Tahunan dan “Perilaku 3 Tidak (3 NO Behaviors)” yang telah lama dijalankan. Struktur dua lapis memberikan keseimbangan yang baik anatara Direksi dan Komisaris, yang sesuai dengan representasi kepentingan stakeholder dan pemegang saham yang saat ini mayoritas ada di tangan pemerintah, namun pada pertengahan tahun 2003, 20% saham telah dimiliki oleh publik. Representasi yang adil di atas kepentingan pemegang saham minoritas menjadi kunci penting setelah IPO.
            Untuk dapat menjalankan fungsinya dengan baik, Bank Mandiri mengatur adanya larangan perangkapan jabatan bagi Direksi dan Komisaris yang dapat menimbulkan benturan kepentingan dengan Bank.    
Perbaikan kinerja Bank Mandiri dilakukan dengan perbaikan menyeluruh, dengan orientasi kepada pelanggan. Budaya pelayanan, peningkatan omset dan perbaikan kualitas kredit dilakukan secara bersama-sama. Berdasarkan survai independent oleh MRI, Bank Mandiri menduduki peringkat 3 sebagai bank dengan pelayanan terbaik dari 11 bank di Indonesia pada tahun 2004.
            Visi bank Mandiri adalah menjadi “Bank Terpercaya Pilihan Anda” Sedangkan misinya adalah :
1.     Berorientasi pada Pemenuhan kebutuhan pasar.
2.     Mengembangkan sumber daya manusia profesional
3.     Memberi keuntungan yang maksimal bagi stakeholder
4.     Melaksanakan manajemen terbuka
5.     Peduli terhadap kepentingan masyarakat dan lingkungan.
Pada tahun 2005 Bank Mandiri mengembangkan suatu budaya kerja baru. Untuk mewujudkan visi dan misi sebagaimana di atas merupakan suatu perjalanan panjang yang harus ditempuh dalam suatu koridor dan pedoman yang disepakati bersama dalam organisasi. Terdapat 5 nilai budaya, yakni serangkaian prinsip yang dijadikan sebagai panduan moral dalam berperilaku, bertindah dan mengambil keputusan. Nilai budaya yang menjadi pedoman tersebut dirumuskan sebagaimana Tabel 3.
           
            Tabel. 3. Definisi Nilai Budaya dan Perilaku Utama Bank Mandiri

Nilai


Definisi

Perilaku Utama
Kepercayaan/Trust
Membangun keyakinan dan sangka baik di antara stakeholder dalam hubungan yang tulus dan terbuka berdasarkan kehandalan
·     Saling menghargai dan bekerja sama
·     Jujur, tulus dan terbuka
Integritas/Integrity
Setiap saat berfikir, berkata dan berperilaku terpuji, menjaga martabat serta menjunjung tinggi kode etik profesi
·     Disiplin dan konsisten
·     Berpikir, berkata dan bertindak terpuji
Profesionalisme/
Professionalsm
Berkomitmen untuk bekerja tuntas dan akurat atas dasar kompetensi terbaik dengan penuh tanggung jawab
·     Kompeten dan bertanggung jawab
·     Memberikan solusi dan hasil terbaik
Fokus pada Pelanggan/
Customer Fokus
Senantiasa menjadikan pelanggan sebagai mitra utama yang saling menguntungkan untuk tumbuh secara berkesinambungan
·     Inovatif, proaktif dan cepat tanggap
·     Menggunakan pelayanan dan kepuasan pelanggan
Kesempurnaan/ Execelence
Mengembangkan dan melakukan perbaikan di segala bidang untuk mendapatkan nilai tambah optimal dan hasil yang terbaik secara terus menerus.
·     Orientasi pada nilai tambah dan perbaikan terus menerus
·     Peduli lingkungan
 Sumber : Tim Internalisasi Budaya Bank Mandiri (2002)

Penjabaran dari panduan tentang nilai-nilai budaya tersenut juga diberikan kepada semua karyawan, yang secara ringkas adalah sebagaimana berikut.
1. Kepercayaan;
Merupakan sesuatu yang tumbuh atas dasar keyakinan akan suatu keandalan dan keluhuran karakter dan kepribadian. Kehandalan seseorang yang tidak dilandasi karakter yang luhur tidak akan menimbulkan suatu kepercayaan. Dalam kehidupan sehari-hari, kepercayaan ini diwujudkan dalam perilaku saling menghargai dan bekerja sama, serta tindakan yang jujur, tulus dan terbuka. Nilai kepercayaan dijawabarkan dalam dua perilaku utama, yakni “Saling menghargai dan bekerja sama” dan “Jujur, tulus dan terbuka”.

Perilaku saling mengargai dan bekerja sama
·                   Memperlakukan rekan kerja, pelanggan, dan semua pihak yang berkepentingan dengan penuh hormat dan santun.
·             Menjaga komunikasi yang penuh empati di antara sesama rekan kerja sehingga tercipta saling pengertian dalam hubungan interpersonal.
·             Menciptakan dan memelihara iklim lingkungan kerja yang kondusif dan nyaman.
·             Menjalankan amanah yang diberikan dengan penuh komitmen dan tanggung jawab sehingga tumbuh suatu kepercayaan yang langgeng.
·             Menempatkan kepentingan perusahaan di atas kepentingan pribadi maupun golongan.
·             Menjalin kerja sama antar individu dan antar unit kerja untuk bersama-sama berupaya mewujudkan tercapainya tujuan organisasi.
·             Saling memberikan bantuan dan dukungan yang positif terhadap sesama rekan kerja dan berkontribusi aktif untuk mencapai tujuan bersama.
·             Menghormati perbedaan di antara para pegawai dan menjadikan perbedaan itu sebagai titik awal untuk mencapai sinergi.

Perilaku jujur, tulus dan terbuka
·        Senantiasa berkata dan bertindak berdasarkan kebenaran, sesuai fakta dan kenyataan yang terjadi.
·        Memelihara niat yang murni dan penuh kerelaan, bertindak semata-mata demi kepentingan yang terbaik bagi Bank Mandiri, tanpa pamrih dan tanpa ada maksud tersembunyi.
·        Memelihara transparansi dalam setiap tindakan dan pengambilan keputusan, dengan memberikan informasi yang relevan secara benar, tepat dan akurat, dengan tetap menjunjung tinggi prinsip-prinsip pribadi dan kerahasiaan.
·        Berani mengakui keterbatasan dan kesalahan, serta bersedia untuk melakukan perbaikan.
·        Berani mengemukakan saran, pendapat dan kritik secara obyektif dan terbuka.

2. Integritas
Adalah suatu nilai yang memelihara satunya pikiran, kata dan perbuatan yang sesuai dengan hati nurani dan prinsip-prinsip kebenaran. Integritas diwujudkan dalam perilaku disiplin dan konsisten, serta perilaku berpikir, berkata dan bertindak terpuji, sesuai dengan prinsip moralitas yang menunjukkan adanya keluhuran karakter dan budi pekerti.

Disiplin dan Konsisten
  • Bertindak menepati janji dan komitmen yang telah disepakati
  • Mematuhi aturan, kebijakan dan prosedur di Bank Mandiri serta peraturan perundangan yang berlaku secara bijaksana dan dengan penuh tanggung jawab.
  • Mengambil keoutusan secara bijaksana dalam berbagai situasi dengan tetap berpegang pada aturan dan kebijakan yang berlaku
  • Memegang teguh prinsip dan pendirian yang kita yakini benar dan tidak mudah berubah meskipun berada dalam tekanan atau situasi sulit.

Berpikir, Berkata dan Bertindak Terpuji
  • Memperlakukan orang lain sebagaimana kita ingin orang lain memperlakukan kita
  • Bersikap adil dan bijaksana dalam segala situasi
  • Bekerja dengan penuh dedikasi, melindungi kepentingan dan kehormatan pribadi dan Bank Mandiri serta selalu menjunjung tinggi kode etik profesi.
  • Menghindari peluangg yang memungkinakan terjadinya benturan kepentingan
  • Harus senantiasa berupaya untuk menjadi panutan dan teladan bagi orang lain dengan menjalankan apa yang kita ucapkan secara konsisten
  • Menggunakan harta milik perusahaan dengan penuh tanggung jawab hanya untuk kepentingan Bank Mandiri.
  • Tidak menggunakan informasi perusahaan untuk kepentingan pribadi maupun pihak ketiga tanpa persetujuan resmi dari Bank Mandiri.
  • Mengambil keputusan secara obyketif dan bebas dari tekanan maupun pengaruh dari pihak manapun.
  • Tidak menawarkan, memberikan ataupun menerima suap dalam bentuk apapun.

3. Profesionalisme
Profesionalisme merupakan suatu nilai yang mengedepankan keahlian dan kompetensi dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab. Nilai profesionalisme diwujudkan dalam perilaku yang menjunjung tinggi kompetensi dan tanggung jawab serta komitmen untuk senantiasa memberikan solusi yang terbaik.

Kompeten dan Bertanggung Jawab
·        Senantiasa mengembangkan tingkat kompetensi supaya dapat mengikuti perkembangan dan kemajuan sesuai tuntutan profesi.
·        Menetapkan standard yang tinggi sebagai tolok ukur keberhasilan kinerja dan dengan penuh tanggunng jawab berusaha mencapai standard kinerja yang telah ditetapkan.
·        Senantiasa memelihara gairah dan semangat yang tinggi dalam bekerja.
·        Menumbuhkan rasa ikut memiliki terhadap Bank Mandiri dan berani bertanggung jawab untuk setiap tindakan dan keputusan yang kita buat.
·        Bertanggung jawab untuk memberikan kontribusi bagi tercapainya visi dan misi Bank Mandiri.

Memberikan Solusi dan Hasil Terbaik
  • Kita menyelesaikan pekerjaan secara tuntas dan akurat
  • Bekerja secara cerdas, yaitu efisien dan efektif, memanfaatkan sumber daya secara optimal untuk mencapai hasil yang maksimal.
  • Mengelola pekerjaan secara sistematis melalui proses perencanaan, pengorganisasian serta evaluasi dan pemamtauan secara berkesinambungan.
  • Dalam upaya memberikan hasil yang terbaik, kita memiliki keberanian untuk mengambil risiko yang diperhitungkan secara cermat sehingga tidak akan mengorbankan kepentingan perusahaan.

4. Fokus pada Pelanggan/Customer Focus
            Fokus pada pelanggan merupakan salah satu nilai utama yang melandasi sikap insan Bank Mandiri untuk senantiasa membina hubungan baik dengan pelanggan serta langgeng dan berkesinambungan. Pelanggan eksternal maupun internal Bank Mandiri merupakan mitra yang akan kita dukung untuk terus maju dan tumbuh secara konsisten dari waktu ke waktu. Untuk itu fokus pada pelanggan kita wujudkan dalam perilaku yang inovatif, proaktif dan cepat tanggap terhadap kebutuhan pelanggan serta mengutamakan kepentingan dan kepuasan pelanggan.

Inovatif, Proaktif dan Cepat Tanggap
  • Selalu peka terhadap kebutuhan pelanggan dan proaktif untuk mengidentifikasi kebutuhan pelanggan.
  • Selalu inovatif dan berorientasi untuk memberikan solusi yang optimal untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
  • Selalu fokus untuk memberikan layanan dengan nilai tambah spesifik yang dibutuhkan pelanggan.
  • Bersikap empatik terhadap keluhan dan permasalahan pelanggan dan capat tanggap untuk dapat memberikan solusi terbaik untuk setiap keluhan nasabah.

Mengutamakan Pelayanan dan Kepuasan Pelanggan
  • Berupaya untuk memuasakan dan memberikan layanan prima yang melebihi harapan pelanggan, dengan tetap mempertimbangkan aspek risiko dan prinsip kehati-hatian.
  • Kita berupaya untuk mengutamakan kepentingan pelanggan dengan tetap memperhatikan kepentingan Bank Mandiri.
  • Memahami pelanggan secara utuh untuk dapat berperan sebagai mitra yang akan mendukung pelanggan untuk maju.
  • Memberikan solusi yang tidak hanya sekedar memauaskan pelanggan tetapi mendorong pelanggan untuk tumbuh dan berkembang.
  • Berupaya untuk senantiasa memelihara hubungan baik dengan pelanggan dalam jangka panjang dan memperhatikan perkembangan pelanggan dari waktu ke waktu.
  • Menghargai kepentingan pelanggan dan menghormati prinsip pribadi dan kerahasiaan dalam hubungan dengan pelanggan.
  • Senantiasa meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan diri untuk dapat selalu memberikan layanan yang unggul kepada pelanggan.
  • Sealalu bersikap ramah, sopan dan profesional dalam berinteraksi dengan pelanggan.
  • Senantiasa berupaya untuk masuk dalam lingkungan pelanggan dan menjadi mitra yang dapat diandalkan setiap saat.


Proses Implementasi Budaya Kerja
            Masalah implementasi budaya kerja baru bukan sekedar menempel plakat kemudian selesai. Budaya kerja suatu organisasi terbentuk melalui proses yang panjang dan berjalan tanpa henti selama organisasi menjalankan kegiatannya sehari-hari.  Mengingat proses pembentukan budaya organisasi yang memakan waktu dan harus ditanamkan secara terus menerus, maka implementasi budaya kerja baru Bank Mandiri dilakukan dalam tiga tahapan. Tahapan pertama dilakukan pada awal tahun 2005, adalah Disain Program, dimana pada tahapan ini juga dilakukan seleksi untuk memperoleh 240 orang trainer yang akan menjadi fasilitator dalam proses implementasi budaya kerja baru. Para trainer ini kemudian akan melatih sebanyak 1.200 orang yang akan menjadi agen perubahan yang ditempatkan di berbagai unit kerja dalam organisasi.
            Tahap selanjutnya dilakukan penerapan budaya kerja baru, dimana para senior management melakukan road show untuk memperkenalkan dan mendiskusikan implikasi  nilai-nilai baru terhadap budaya korpasi. Kunjungan-kunjungan ini diperkuat dengan komunikasi secara komprehensip yang mencakup semua staf Bank Mandiri melalui video, leaflet, jingle dan juga buku saku.
            Segala aktivitas dari agen perubahan selalu dimonitor, untuk melihat efektivitas dari perubahan budaya kerja, sehingga diketahui kekurangan dan kekuatan dari proses sosialisasi tersebut. Ketiga tahapan ini diharapkan selesai pada akhir tahun 2006. Tahap ke tiga sebenarnya tidak pernah berhenti, dimana perubahan budaya organisasi merupakan proses yang tiada henti yang selalu ada evaluasi dan perkembangan. Sampai dengan saat ini proses tersebut masih dijalankan secara konsisten di seluruh kantor Bank Mandiri, baik di kantor pusat maupun kantor-kantor cabang di seluruh Indonesia.

Kinerja Bank Mandiri Tahun 2007
Pada tahun 2007 PT Bank Mandiri dinobatkan sebagai bank nasional paling efisien dari 130 bank yang beroperasi di Indonesia dalam Banking Efficiency Award 2007 versi Harian Bisnis Indonesia. Bank Mandiri merupakan bank yang memiliki skor efesiensi tertinggi dibandingkan nilai efesiensi relatif dari keseluruhan bank dengan rata-rata nilai 0,85863. Penilaian efesiensi itu berdasarkan kinerja perbankan 2006.  
Dalam peniliain ini, Bisnis menggunakan Penilaian Kinerja Perbankan, pertama kinerja yang terkait dengan tuntutan regulasi, yakni Nilai dari Rasio Kecukupan Modal, Giro Wajib Minimum (GWM), Rasio Kualitas Aktiva Produktif, Rasio Likuiditas. Kedua, Kinerja keuangan seperti Return on Equity (ROE), Return on Asset (ROA) dan Net Interest Margin (NIM). Ketiga kinerja bank sebagai lembaga intermediasi yakni Loan to Deposit Ratio (LDR). Dengan melakukan penilaian dengan metode Teknik Pengukuran Efisiensi dengan Pendekatan Frontier dengan Pendekatan non parametik dan Pendekatan parametrik. Dengan metode yang digunakan ini, maka `Banking Efficiency Award Bisnis Indonesia 2007` telah melakukan skor efesiensi 130 bank dengan nilai rata-rata 0,703. Selain itu, `Banking Efficiency Award Bisnis Indonesia 2007` juga melakukan penilaian per katogiri, diantaranya Bank BUMN (5 bank) dengan nilai rata-rata 0,801; Bank BPD (26 bank) dengan nilai rata-rata 0,727; Bank Swasta Nasional (71 bank) dengan nilai rata-rata 0,679; Bank Devisa (35 bank) dengan nilai rata-rata 0,732.
Selain itu, Bank non Devisa (36 bank) dengan nilai rata-rata 0,628; Bank campuran (17 bank) dengan nilai rata-rata 0,750; Bank asing (11 bank) dengan nilai rata-rata 0,680 dan bank terbuka (26 bank) dengan nilai rata-rata 0,750. Bank mandiri selain merebut skor tertinggi bank umum nasional, juga memenangkan kategoti bank BUMN dan bank terbuka (3 kategori). Untuk kategori bank BPD (Bank Pembangunan Daerah) diraih oleh BPD Riau dengan skor 0,768. Bank BCA telah memenangkan dua kategori bank Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) dan BUSN-devisa dengan skor 0,823. Untuk kategori Bank Umum Swasta Nasional non Devisa diraih oleh Bank Mega Syariah dengan skor 0,748. Untuk kategori Bank Campuran diraih oleh Bank Woori Indonesia dengan skor 0,783 dan kategori Bank asing diraih oleh Bank Tokyo-Mitsubishi dengan skor 0,787.

Kesimpulan
Bank Mandiri sebagai hasil merger dari empat bank milik pemerintah, memiliki peranan yang sangat penting dalam sejarah kebijakan keuangan di Indonesia, telah mengalami perubahan kebijakan perbankan sesuai dengan kondisi sosial, politik dan ekonomi Indonesia, tidak dapat lagi mempertahankan budaya lama yang selama ini telah menjadi stereotip bank milik pemerintah yang tidak berorientasi kepada pelanggan tetapi lebih sebagai agen pemerintah. Berbagai upaya dilakukan, antara lain dengan peningkatan modal, komitmen untuk menjadi Good Corporate Governance, dan juga dengan implementasi budaya kerja baru. Budaya kerja baru Bank Mandiri telah menghasilkan penghargaan Bank Mandiri oleh lembaga peringkat di tingkat Asia sebagai bank dengan pelayanan terbaik di Indonesia.

Daftar Pustaka

Brown, Andrew. 1998. Organizational Culture. Harlow. Pearson Education Limited.

Carleton, J. Robert dan Claude Lineberry. 2000. Achieving Post-Merger Success : A Stakeholder’s Guide to Cultural Due Dilligence Assessment and Integration. Thomson South-Western. Singapore.

Capoldagi, Bill dan Jackson, Lynn. 2002. The Disney Way : Memanfaatkan Rahasia Manajemen Disney di Perusahaan Anda. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Chatab, Nevizond. 2007. Profil Budaya Organisasi Mendiagnosis Budaya dan Merangsang Perubahannya. Bandung. PT. Alfabeta Bandung.

Hampden-Turner, Charles and Trompenaars, Alfons. 1993. The Seven Cultures of Capitalism ; Value System for Creating Wealth in the United Stated, Japan, Germany, France, Britain, Sweden, and the Netherlands. Doubleday. London.

Sobirin, Achmad. 2007. Budaya Organisasi Pengertian, Makna dan Aplikasinya dalam Kehidupan Organisasi. Yogyakarta. Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar